Yang Relevan
Apakah bacaanku
Relevan
Ada semacam satu kegilaan baru
Di mana-mana sahaja kuarahkan wajahku
Semuanya relevan untuk puisi mutakhirku
Tiba-tiba warna kemanusiaan yang kulukis
Dan yang tercokol di hadapanku
Tuntas dan cocok.
Seorang penarik beca kini bisa bicara
Yang relevan dan mengenai yang relevan
Seorang penoreh getah di estet juga bicara
Yang relevan dengan dunianya
Orang-orang yang menjadi penunggu warung cerita
Semuanya relevan
Tanpa menolehkannya wajah mereka
Dari papan dam haji
Hilaian mereka terus relevan
Menusuk nurani ini
Apakah aku melihat satu kebejatan
Yang juga relevan.
Lantas aku bertanya
Siapa yang mengajar mereka
Hingga semuanya kenaldan jadi relevan
Dalam perhitunganb mereka dunia ini milik siapa
Penarik beca penoreh getah dan penghuni warung
Hanyalah entiti kecil dan apakah kita harus
Mengeyahkan tassawur mereka
Kerana pada perkiraan kita hanyalah suara sifar
Atau kita gagal menterjemahkan bisikan mereka
Di atas kanvas lukisan yang relevan.
Mungkinkah kita sudah kehilangan keyakinan di hati
JIwa yang terlena oleh kilauan duniawi
Hingga kita tak bisa mengongsi kicauan beburung pagi
Sedangkan apabila kita dekati
Mereka
Mereka adalah sebahagian daripada kita
Walaupun mereka tidak punya modal
Kalau itu sifir kebahagiaan
yang kita kejar selama ini
maka apakah yang akan lebih relevan
selain insaf
perjalanan yang kita lalui semuanya
adalah yang relevan
Dan satu hari akan dihisab kembali
Di hadapan pencipta segalanya
Ini.
RAMLI ABDUL RAHIM
26 Julai 1999
Dewan Sastera
Edisi Januari 2000
Thursday, October 16, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment